Perjuangan Mengembalikan Irian Barat, Jalan yang ditempuh dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949?
Satu tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS ternyata Belanda tidak segera berupaya menyerahkan irian barat kepada Indonesia. Pada tahun 1952 Belanda memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah kerajaan Belanda.
Dalam rangka perjuangan untuk merebut Irian Barat wilayah RI, pemerintah Indonesia menempuh tiga bentuk perjuangan, yaitu:
1. Perjuangan Diplomasi yg menunjukkan niat baik bangsa Indonesia untuk selalu mendahulukan cara damai dalam menyelesaikan persengketaan. Dengan cara perundingan, lobi untuk memperoleh dukungan dari tekanan politik.
2. Konfrontasi politik dan ekonomi yg menunjukkan kesungguhan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan apapun yg memang menjadi hal bangsa Indonesia.
3. Konfrontasi militer yg menunjukkan sikap bangsa Indonesia yg tidak mengenal menyerah untuk memenangkan persengketaan.
- Perjuangan Diplomasi dalam upaya Mengembalikan Irian Barat
1. Tahap pertama Dilakukan perundingan langsung dengan belanda
Upaya penyelesaian masalah irian barat ini mulai dirintis oleh kabinet natsir. Upaya perundingan bilateral yg dilakukan pemerintah RI dengan belanda adalah;
a. Pada bulan maret 1950 Indonesia dan belanda melangsungkan konferensi Uni-Indonesia-Belanda di Jakarta. Tapi tidak membuahkan kesepakatan mengenai penyerahan Irian Barat.
b. Kabinet Natsir memperlunak sikap untuk menghadapi sikap keraa belanda yg ingin mempertahankan Irian Barat dengan mengundang simpati internasional
c. Pada bulan Desember 1951 diadakan konferensi lagi, Belanda mengusulkan masalah Irian Barat di bicarakan dalam mahkamah internasional. Sedangkan Indonesia ingin membahas masalah irian barat dalam majelis umum PBB
2. Tahap kedua dilakukan dengan Diplomasi dalam forum PBB
Karena segala upaya perundingan yang diusulkan kepada pihak Belanda tidak menghasilkan kesepakatan apapun maka pemerintah Indonesia pun mengambil langkah membawa permasalahan tersebut ke forum PBB. Dalam sidang tersebut Indonesia menyakinkan bahwa masalah Irian Barat perlu mendapat perhatian internasional karena masalah itu menunjukkan kenyataan penindasan bangsa lain terhadap bangsa Indonesia.
Hal tersebut di upayakan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1953. Namun sayangnya hingga desember 1957 usaha pemerintah Indonesia tersebut belum mendapat respon yang positif sebab suara dukungan pada saat sidang umum PBB yang diperoleh kurang dari 2/3 suara keseluruhan peserta sidang.
Upaya pembebasan Irian Barat pun juga dilakukan dengan membentuk pemerintahan sementra di Irian Barat. Pemerintahan sementara tersebut dibentuk oleh kabinet Ali Sastroamijoyo pada saat hari jadi kemerdekaan ke 11 yakni pada 17 Agustus 1956. Pemerintahan sementara tersebut didirikan sebagai upaya mengukuhkan kedudukan Irian Barat masuk kedalam kedaulatan Republik Indonesia.
Daerah yang masuk kedalam wilayah provinsi baru ini sebagian merupakan wilayah yang masih dibawah kekuasaan Belanda, dan juga ditambah beberapa wilayah lain seperti Tidore, Oba, Patani, dan Wasile di Maluku Utara. Sementara pusat Pemerintahannya berada di Soasiu, Tidore, Maluku yang diumumkan pada 23 September 1956.
- perjuangan dengan konfrontasi Bersenjata
1. Perjuangan Melalui Trikora
Belanda yang menyatakan jikwilayah Irian Barat termasuk kedalam wilayah Belanda dan menjadi bagian dari Nederlands. Dan Belanda, menyebut Irian Barat dengan Nederlands – Nieuw Guinea. Hal tersebut membuat pemerintah Indonesia dan kemudian memutuskan secara sepihak hubungan diplomatik dengan pihak Belanda pada 17 Agustus 1950. Selanjutnya digunakan cara-cara militer untuk melakukan upaya pembebasan Irian Barat. Pemerintah Indonesia mendapatkan suplai senjata dengan membeli dari negara Uni sovie.
Dan juga dukungan politik dari beberapa negara misalnya, India, Pakistan, Australia, elandia baru, Thailand, Inggris jerman barat dan juga Perancis. Belanda pun juga mengantisipasi serangan dari Indonesia, sekitar April 1961 dibentuk Dewan Papua oleh Belanda yang memiliki tugas untuk penyelenggaraan penentuan nasib rakyat Irian Barat sendiri. Dengan melakukan beberapa langkah berikut :
- Menjadikan papua negara boneka, yang memiliki bendera serta lagu kebangsaan sendiri.
- Mendatangkan kapal induk Karel Doorman yang merupakan kapal perang Belanda untuk berjaga di perairan Irian.
- Menambah pasukan demi memperkuat angkatan perang Belanda di Irian Barat.
Karena hal tersebut konflik bersenjata menjadi sangat sulit untuk di elakkan lagi.
Menanggapi hal tersebut, pada 19 desember 1961 di adakan rapat umum di Yogyakarta. Dalam Rapat tersebut presiden Soekarno pun merencanakan sebuah Tri Komando Rakyat atau sering disingkat Trikora. Berikut diantaranya isi Trikora.
- Gagalkan upaya pembentukan negara Papua
- Mengibarkan Bender pusaka Merah putih di tanah Irian Barat
- Bersiap untuk mobilisasi umum demi pertahanan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air.
Opera Militer di Bawah Komando Mandala
Menindak lanjuti dari rancangan operasi Trikora tersebut, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi ABRI, kemudian membentuk sebuah komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Pada saat itu presiden Soekarno menunjuk Mayor Jendral Suharto menjadi kepala komando Mandala yang resmi dibentuk pada 1 Januari 1962. Komando Mandala bermarkas di makassar dan memiliki tugas untuk melaksanakan Trikora demi membebaskan Irian Barat. Berikut langkah-langkan yang diambil diantaranya:
- Merencanakan operasi militer,
- Mempersiapkan opersi militer,
melaksanakan operasi militer,
- Mengobservasi situasidan juga kondisi militer di wilayah Irian Barat.
Pada Maret hingga Agustus 1962, persiapan dimulai dengan melakukan pendaratan pasukan yang terdiri dari anggota ABRI juga sukarelawan dari laut dan udara. Hal tersebut merupkan bagian dari persiapan pelaksanakan operasi militer diwilayah Irian Barat, Komando Mandala telah melakukan tahapan-tahapan perjuangan. Berikut operasi dalam upaya mendukung pembebasan Irian Barat.
- Operasi Banteng di Kaimana dan Fak-fak
- Operasi Serigala di Teminabuan dan juga di Sorong
- Operasi Naga di Merauke
- Operasi Jatayu di Sorong, Merauke dan juga Kaimana.
Dalam tahap persiapan serta infiltrasi militer tersebut, terjadi sebuah insiden pertempuran di Laut Aru pada 15 januari 1962 Yang dilakukan olah pihak Beland. Saat kapal perang milik Angkatan Laut Republik Indonesia berjenis motor terpedo boat (MTB) Macan Tutul sedang berpatroli diwilyah laut aru diserang secara terus menerus dan menyebabkan kapal tersebut tebakar dan gugurlah Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno. Gerakan tersebut pun tetap dilancarkan hingga pasukan Indonesia berhasil menguasai wilayah-wilayah penting di Irian Barat.
RENCANA BUNKER
Beberapa negara merasa khawatir bila terjadi perang besar besaran antara Indonesia dan Belanda. Kenudian seorang diolomat Amerika bernama Ellsworth Bunker mengusulkan suatu rencana penyelesaian masalah Irian Barat. Rencana tersebut dikenal dgn nama rencana bunker pada bulan maret 1962.
Isi Rencana Bunker, antara lain sebagai berikut:
- Pemerintahan Irian Barat harus diserahkan kepada RI melalui badan PBB yang disebut United Nations Temporary Excecutive Authority (UNTEA).
- Adanya Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) di Irian Barat.
pada tanggal 15 Agustus 1962 di New York diadakan perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang disebut Perjanjian New York. Penandatanganan Perjanjian New York dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Subandrio mewakili RI dengan Van Royen dan Schurmann yang mewakili Belanda. Sedangkan Sekjen PBB U Thant dan Bunker menyaksikan penandatanganan tersebut.
Isi perjanjian New York Tersebut adalah:
a. Setelah pengesahan persetujuan antara Indonesia dan Belanda, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEAakan berada di Irian Barat, dan bendera Belanda diganti bendera PBB.
b. Pasukan-pasukan Indonesia yang sudah berada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat, tetapi berstatus di bawah kekuasaan pemerintah sementara PBB.
c. Angkatan perang Belanda secara berangsur-angsur dikembalikan, bagi yang belum pulang di tempatkan di bawah pengawasan PBB dan tidak boleh dipakai untuk operasi-operasimiliter.
d. Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainya berlaku lalu lintas bebas.
e. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping bendera PBB.
f. Pemulangan anggota-anggota sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963, dan selambat-lambatnya pada hari itu juga Pemerintah RI secara resmi menerima pemerintahan di Irian Barat dari Pemerintahan sementara (UNTEA)
Akhir Konfrontasi Irian Barat dan Papua
Setelah perundingan New York pada 19 Agustus 1962 datanglah perintah untuk menghentikan tembak menembak antara kedua belah pihak. Dengan demikian operasi jayawijaya batal di lancrkan. Sebagai pelaksanaan isi perjanjian New York pada tanggal 1 Oktober 1962 secara resmi Belanda menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA (PBB). Pada tanggal 1 Mei 1963 PBB menyerahkan Irian Barat Kepada Indonesia.