Showing posts with label sejarah Indonesia. Show all posts
Showing posts with label sejarah Indonesia. Show all posts

Mari Kita Simak 17 Ragam Kebudayaan Di Indonesia



 keragaman budaya yang dimiliki Indonesia sudah tak asing lagi. Ribuan pulau dengan masing-masing daerah di dalamnya yang memiliki beragam bahasa dan adat istiadat, tak lantas membuat Indonesia terpecah belah.

Tradisi, yang diturunkan dari generasi lama ke generasi baru, merupakan kebiasaan yang dilakukan sejak lama dan menjadi satu bagian dari kehidupan suatu kelompok yang pada umumnya terjadi di suatu negara, kebudayaan atau agama yang sama.

Keberagaman tradisi di Indonesia membuahkan hasil yang mengejutkan di mana salah satunya melahirkan tradisi yang terbilang cukup tidak biasa. Lalu, Bagaimana ya unik dan khas nya tradisi dan budaya berbagai suku di Indonesia mulai dari upacara kematian hingga tradisi panen?

Mari kita simak beberapa kebudayaan yang unik hanya ada di Indonesia:

1. TAWUR NASI

Meskipun nama nya tawur bukan berarti acara tawuran seperti para pelajar sekolah menengah ya. Bukan juga acara tawuran yang membahayakan dengan cara saling hantam, saling lempar batu, kayu, bahkan senjata tajam.

Tawuran versi ini yaitu dengan menggunakan nasi. Tidak kalah brutal dengan tawuran menggunakan senjata tajam. Nah lho!

Jangan salah sangka. Tawuran jenis ini justru bergembira, bukan menyerang dengan kebencian dan dendam.

Senjatanya juga berupa nasi. Kalau dipikir-pikir memang sayang juga senjatanya berupa nasi. Mengingat harga beras mahal dan para petani yang sudah bersusah payah menanam padi. Tapi nyatanya seluruh warga melakukan dengan gembira!

Ternyata, nasi-nasi yang sudah digunakan untuk saling melempar tersebut akan dikumpulkan untuk pakan ternak. Hmm… kalau begitu nasinya tetap bermanfaat ya.

Masyarakat Desa Palemsari, Rembang, Jawa Tengah yang rutin mengadakan tradisi tawuran setahun sekali ini percaya bahwa hasil ternak yang diberi pakan hasil tawuran ini akan gemuk, subur, melimpah seperti panen mereka.

2. BROBOSAN - JAWA

Tradisi Brobosan, yang memiliki arti menerobos ini yg dilakukan saat upacara doa kematian, merupakan berjalan di bawah keranda yang tengah berhenti yang dikerjakan oleh anak cucunya, dengan cara bertukaran dan mengulang hingga tiga kali, saat sebelum jenazah diberangkatkan dan dikuburkan ke lianh lahat. Adapun maksud dari tradisi brobosan ini agar supaya keluarga yang ditinggalkan melupakan kesedihan dan merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang.

Tradisi Brobosan ini dimulai dari sisi kanan jenazah, berbalik atau berputar ke depan serta masuk lagi dari sisi kanan. Semakin banyak dilakukan brobosan makin baik karena mempunyai maksud untuk mendapatkan tuah dari yang telah meninggal selain menghormati orang yang telah meninggal. Lebih-lebih apabila orang yang telah meninggal berusia panjang akan memberikan pengaruh kepada anak cucunya yang melakukan tradisi tersebut.

Bila yang meninggal itu seseorang wanita, maka yang melakukan tradisi brobosan itu terbatas pada sanak keluarga yang paling dekat dengan almarhumah. Demikian pula bila yang meninggal itu anak-anak atau remaja, maka tradisi brobosan itu tidak dilakukan.

Tradisi brobosan dilaksanakan secara berurutan sebagai berikut :

Peti mati dibawa keluar menuju ke halaman rumah dan diangkat tinggi ke atas setelah upacara doa kematian selesai.
Anak laki-laki tertua, anak perempuan, cucu laki-laki dan cucu perempuan berjalan berurutan melewati peti mati yang diangkat tinggi ke atas mereka selama tiga kali dan searah jarum jam.
Urutan selalu diawali dari anak laki-laki tertua dan keluarga inti berada di urutan pertama hingga yang lebih muda beserta keluarganya mengikuti di belakang.

3. REOG PONOROGO

Reog Ponorogo merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Timur, Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian tradisional yang berupa tarian yangsampai saat ini masih terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.

Sebagai daerah yang terkenal sebagai kota asal reog ponorogo gerbang kota ini dihiasi oleh dua sosok yang biasanya tampil dalam pertunjukan reog, yaitu sosok Warok dan Gemblak.

Dalam pementasan Reog Ponorogo tidak ada skenario tarian yang pasti dan paten, biasanya seniman reog mementaskan berdasarkan aadegan yang telah dipelajarinya dengan tambahan gerak mengayun-ayunkan bagian kepala reog, kadang kala pementasan reog juga mengikutsertakan para penonton, pemain reog kadangkala berinteraksi dengan penonton, tentu saja dengan selalu memperhatikan intruksi dari pemain dan dalang.

Kepuasan dari penonton adalah hal wajib dalam pementasan reog, adegan  demi adegan dipentasakan dengan apik oleh penari reog seperti adegan singa barong yang merupakan adegan yang sangat disukai oleh penonton, adegan ini berupa pemain reog memakai topeng berbentuk kepal singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak, yang beratnya bisa mencapai 50-60 kilogram.

pertunjukan reog menggunkan topeng yang dibawa oleh penarinya menggunakan gigi. Selain membutuhkan latihan dan fisik yang kuat, dipercaya juga kekuatan membawa beban oleh seorang penari reog didapat ari latihan spiritual berupa puasa dan bertapa.

4. BALIMAU KASAI

Rasa syukur memasuki bulan ramadhan diekspresikan oleh warga Kabupaten Kampar, Riau dengan cara mandi beramai-ramai di sungai Kampar menggunakan limau atau campuran jeruk, dan keramas menggunakan kasai

Ritual besar-besaran ini diikuti seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemuka adat, pemuka agama, pejabat pemerintah, sampai maysarakat umum.

Masyarakat Kampar percaya bahwa pengharum rambut yang digunakan untuk keramas itu dapat mengusir segala macam rasa dengki yang mendiami pikiran. Oh ya, sebelum menceburkan diri ke sungai, ada acara santap bersama terlebih dahulu yang disebut Makan Majamba.

5. RAMBU SOLO - TORAJA

Bila ada masyarakat Tana Toraja yang meninggal, maka diadakan pesta kematian yang disebut upacara Rambu Solo. Rambu Solo merupakan upacara kedukaan atau kematian yang dilaksanakan oleh keluarga yang ditinggalkan sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi. Adapun maksud dan tujuan daripada dilaksanakan upacara rambu solo ini adalah untuk mengantarkan arwah kerabat yang sudah meninggal menuju alam roh agar supaya kembali kepada leluhur mereka.

Bagi masyarakat Tana Toraja, Jenazahnya yang sudah melewati upacara rambu solo ini merupakan kematian yang sempurna. Apabila jenazahnya belum melewati upacara rambu solo ini, maka masih diberikan pakaian, makanan dan diajak berbicara.

Tahapan upacara rambu solo ini cukup rumit dan dilaksanakan hingga berhari-hari di mana keluarga mendiang yang melaksanakan upacara ini wajib menyediakan puluhan ekor kerbau jenis Tedong Bonga yang harganya berkisar antara 10 – 50 juta per ekornya dan babi untuk dikurbankan.

Jenazah yang sudah melewati upacara rambu solo ini diusung menggunakan tongkonan, sejenis rumah adat khas Toraja, menuju Pekuburan Londa yang merupakan makam yang berada di tebing – tebing dalam goa.

Hal yang unik dank has dari upacara rambu solo ini adalah pembuatan boneka kayu, konon katanya wajahnya kian hari kian mirip sama yang meninggal,  yang dibuat sangat mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di tebing.

6. BATIK

Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang terkenal di manca negara, setiap orang di Indonesia paling tidak memiliki pakaian batik dalam lemarinya, sebagai persiapan untuk menghadiri berbagai acara-acara formal. Batik sendiri dihasilkan dari cara yang sangat unik yaitu menuliskan lilin panas ke atas kain menggunakan canting. batik sudah dikenal sejak kerajaan majapahit dan terus berkembang hingga saat ini dengan berbagai macam motif dan kreasi.

7. DEBUS

Atraksi debus ini cukup mengerikan. Atraksi ini berasal dari Provinsi Banten. Orang-orang yang melakukan debus, akan memperlihatkan kemampuan super seperti menyayat atau mengoleskan api pada kulit sendiri, berguling di atas serpihan beling, menginjak paku atau bara api menyala.

Ada juga yang sampai menyiram tubuh dengan air keras. Pada saat yang sama, mereka sama sekali tidak terluka atau merasakan sakit. Seolah-olah ada kekuatan seperti superman atau batman dalam diri mereka. Praktisi debus ini terdiri dari orang-orang dewasa, remaja dan anak-anak.

8. NGABEN - BALI

upacara pembakaran atau kremasi jenazah yang dilakukan umat Hindu di Bali, merupakan sebuah ritual yang dilaksanakan untuk menghantarkan jenazah pada kehidupan mendatang.

Dalam prosesi ini, posisi jenazah diletakkan seperti orang tertidur dan tidak ada air mata karena keluarga yang ditinggalkan beranggapan bahwa orang yang telah meninggal sedang tertidur dan jenazah hanya tidak ada untuk sementara waktu dan sedang menjalani reinkarnasi serta menemukan peristirahatan terakhir di Moksha.

Moksha merupakan suatu keadaan di mana jiwa telah bebas dari roda kematian dan proses reinkarnasi.

Dalam ritual ini, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah dan menghanguskan jasadnya yang dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian sehingga semakin terbuka kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian, kesucian Illahi di alam sana.

9. ANGKLUNG

Angklung merupakan alat musik kesenian tradisional dari Jawa Barat bernada ganda yang dimainkan dengan cara digoyangkan.

Alat musik Angklung Indonesia telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari World Heritage pada 19 Januari 2011. Sertifikat pun diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO, Tresna Dermawan Kunaefi kepada Menteri Pendidikan Nasional pada masa itu, yaitu Muhammad Nuh.

Selain menjadi warisan budaya alat musik Indonesia yang digemari oleh sebagian besar kalangan Angklung pun ternyata digemari di luar negeri, negara-negara seperti Korea, Jepang, dan Malaysia telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah di negara mereka masing-masing.

10. TARI SAMAN

Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat daerah setempat. Syair yang digunakan dalam tarian Saman menggunakan campuran bahasa Arab dan bahasa Gayo.

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari daerah Gayo di Aceh Tenggara.

Tarian saman termasuk menjadi salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya tanpa adanya pergeseran dan liak-liuk anggota tubuh lain dan kaki, penamaan dari gerakan pada tarian saman ini ada guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua nama gerakan tari saman dalam bahasa Gayo) Tari Saman dari Gayo Lues dan sekitarnya di Provinsi Aceh resmi diakui dan masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang memerlukan perlindungan mendesak UNESCO, pada Sidang akbar tahunan yang dihadiri lebih dari 500 anggota delegasi dari 69 negara, LSM internasional, pakar budaya dan media di Bali pada 22 – 29 November 2011.

11. TAPA BISU MUBENG BETENG

Tradisi yang satu ini berada di Yogyakarta. Namanya tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng. Biasanya diselenggarakan setiap malam satu suro atau malam tahun baru dalam kalender Jawa.

Seperti namanya, tapa bisu mubeng beteng yang artinya diam membiasu mengelilingi beteng (benteng). Pada tradisi ini biasanya para abdi dalem keraton beserta ribuan warga Yogyakarta berjalan kaki melakukan kirab atau arak-arakan mengitari benteng keraton yang dilakukan tanpa bicara atau mengeluarkan suara sedikit pun alias bisu.

Makna dari dilakukannya tradisi ini yaitu sebagai sikap mawas diri atas segala perbuatan yang dilakukan selama satu tahun dan mengharapkan kesejahteraan serta keselamatan pada tahun berikutnya. Ingat, harus dilakukan sambil diam tanpa suara.

12. GIGI RUNCING SUKU MENTAWAI

Bagi suku Mentawai wanita yang cantik harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, telinganya yang panjang. Kedua, tubuhnya dihiasi titi atau tato. Ketiga, giginya yang runcing. Tradisi untuk meruncingkan gigi ini diyakini akan menambah kecantikan sang wanita.

13. MAKEPUNG

Makepung dalam bahasa Indonesia berarti Balapan Kerbau. Tradisi ini bukan sebagai upacara peringatan perayaan tertentu. Pada awalanya, tradisi ini merupakan sebuah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah saat musim panen.

Semakin berkembang dan semakin diminati oleh banyak kalangan membuat kegiatan iseng-iseng ini menjadi salah satu atraksi budaya di Bali yang cukup menarik perhatian para turis khususnys turis asing hingga kini tradisi Makepung dilakukan rutin dan menjadi agenda tahunan wisata di Bali.

14. KEBO KEBOAN - BANYUWANGI

Kebo-keboan dalam bahasa daerah berarti kerbau jadi-jadian di mana peserta yang bertubuh tambun berdandan layaknya kerbau, dipilih sebagai simbol karena merupakan hewan yang diakui sebagai mitra petani di sawah dan tumpuan mata pencaharian masyarakat desa yang mayoritas sebagai petani.

Dalam acara ritual ini, laki-laki yang bertubuh tambun berdandan menjadi kerbau (kebo), lengkap dengan tanduk buatan dan lonceng di lehernya serta tubuhnya dilumuri dengan cairan hitam yang terbuat dari oli dan arang, menarik bajak mengelilingi sepanjang jalan desa dengan musik khas Banyuwangi dengan tujuan untuk meminta berkah keselamatan dan wujud bersih desa.

15. DUGDREN - SEMARANG

Festival dugderan, berasal dari perpaduan bunyi dugdug dan bunyi meriam yang diasumsikan dengan derr yang mengikuti, merupakan penanda bahwa bulan puasa telah datang yang ditandai dengan arak-arak warak ngendok, bintang rekaan yang bertubuh kambing, berkepala naga dan memiliki kulit sisik emas.

Festival dugderan yang telah dimulai sejak masa kolonial merupakan tradisi unik yang digelar di kota Semarang yang juga dinantikan para wisatawan yang ingin melihat langsung dugderan yang hanya ada di kota lumpia ini dan dipusatkan di daerah Simpang Lima.

16. TARI BARONG - BALI

Salah satu pertunjukan tari yang sangat terkenal dari nusantara adalah tari barong yang berasal dari bali. barong sendiri adalah tarian khas bali yang sudah ada sejak peradaban kebudayaan pra hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kebathilan, Barong sebagai lambang kebaikan melawan rangda yang merupakan simbol kejahatan.

17. POTONG JARI

Suku Dani memiliki tradisi unik tapi sekaligus mengerikan juga. Namanya Potong Jari. Tradisi ini memang dilakukan dengan memotong jari tangan seseorang yang anggota keluarganya meninggal.

Inilah simbol rasa berkabung masyarakat Suku Dani untuk mengungkapkan kesedihan karena ditinggalkan oleh anggota keluarga.

Filosofinya yaitu jari yang diartikan sebagai simbol kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Apabila kehilangan satu ruasnya saja, maka tangan tidak berfungsi optimal lagi.

Pada zaman sekarang, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan, tapi kamu masih bisa menjumpai sesepuh Suku Dani yang jemarinya sudah tidak utuh lagi karena dulu mereka sudah melakukan potong jari.

Sejaraah Lengkap Kerajaan Kediri dari Awal Masa Berdirinya hingga Penyebab Runtuhnya Serta Peninggalannya

  Berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan putusan Raja Airlangga selaku pemimpin dari Kerajaan Mataram Kuno yang terakhir. Dia membag...