Showing posts with label raja Sriwijaya. Show all posts
Showing posts with label raja Sriwijaya. Show all posts

Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya Masa Kejayaan Dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya



 Kerajaan yang terletak di Sumatra Selatan ini merupakan kerajaan yang bercorak Buddha dan juga sebagai pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Seperti yang diberitakan oleh I Tsing, seorang musafir Cina yang belajar paramasastra Sansekerta di Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya ini dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, yang juga merupakan raja pertama di kerajaan ini. Mengenai penamaannya, kata Sriwijaya ini berasal dari bahasa Sansekerta “Sri” dengan arti “bercahaya” dan “Wijaya” artinya “kemenangan”. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kerajaan ini adalah kemenangan yang gemilang atau bercahaya.

Menurut catatan I Tsing, Sriwijaya memiliki peran sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan agama Buddha di Asia Tenggara. I Tsing diketahui pernah belajar tata bahasa Sanskerta dan teologi Buddha di Kerajaan Sriwijaya. Dia juga menerjemahkan kitab kitab suci agama Buddha yang berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Cina.

Selain sebagai pusat agama Buddha, Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai kerajaan maritim yang memiliki armada laut cukup besar. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan kerajaan Sriwijaya menguasai dua selat penting dalam jalur perdagangan laut, yaitu: Selat Malaka dan Selat Sunda.

Seperti kita ketahui Selat Malaka pada saat itu merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubung-kan antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi.
Dari tepian Sungai Must di Sumatra Selatan, pengaruh Kerajaan Sriwijaya terus meluas yang mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar pada zamannya.


a. Masa Kejayaan Sriwijaya


Pada abad ke 9-10 merupakan masa kejayaan kerajaan Sriwijaya. Pada waktu itu kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan maritim Asia Tenggara. Bahkan kerajaan Sriwijaya ini sudah menguasai nyaris semua kerajaan di Asia Tenggara. Seperti; Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Lebih dari itu Sriwijaya ini juga merangkap menjadi pengendali rute perdagangan lokal yang sewaktu itu semua kapal yang melintas dikenakan bea cukai. Sriwijaya menguasai Malaka dan Selat Sunda. Bukan hanya itu saja, kerajaan ini juga mengumpulkan seluruh kekayaannya dari gudang perdagangan dan jasa pelabuhan.

Pada tahun 860 Masehi, prasasti Nalanda yang berada di India menyeret nama Sriwijaya sebagai nama kerajaan internasional yang sangat peduli dengan pendidikan. Masa keemasan ini semakin meningkatkan pamor Balaputeradewa yang saat itu menjadi Raja Sriwijaya. Dalam prasasti tersebut, Balaputeradewa disebutkan mendirikan asrama pelajar Sriwijaya yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di Nalanda, India. Tempat itu sudah banyak menghasilkan para pendeta yang dapat mengayomi orang banyak. Pada zaman itu, India dan Benggala tempat beradanya perguruan Nalanda sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa.

Puncak keemasan diperoleh Sriwijaya setelah berjuang dalam hitungan abad. Sriwijaya memperoleh kejayaan ini di abad ke-8 dan ke-9. Hingga pada akhirnya, kejayaan tersebut harus diakhiri pada abad ke-11.

Balaputeradewa yang berhasil membawa Sriwijaya mencapai kejayaan itu sebenarnya adalah anak dari Raja Samarattungga. Seorang keturunan Dinasti Syailendra dari bumi Jawa yang memberikan peninggalan berupa candi Borobudur kepada anak cucunya.

Di masa pemerintahan Balaputeradewa ini agama Budha benar-benar menunjukkan progressnya. Ada banyak orang yang bermaksud menjadi murid spiritual seorang biksu besar bernama Dharmakirti.


b. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Setelah berkuasa selama kurang lebih 3 Abad lamanya, kerajaan Sriwijaya akhirnya mengalami kehancuran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kehancuran kerajaan Sriwijaya.

Berikut ini beberapa faktor yg menyebabkan Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya:

1. Kurangnya Aktivitas kapal dagang yang singgah

Salah satu faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan sriwijaya adalah kurangnya aktivitas kapal dagang yang singgah dan perlu diketahui hal ini disebabkan oleh semakin jauhnya kota palembang dari posisi laut yang menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak strategis lagi, karena hal tersebut kapal-kapal dagang lebih tertarik untuk singgah di tempat yang lain. Hal ini sangat berdampak bagi runtuhnya kerajaan sriwijaya dimana karena adanya faktor ini kegiatan perdagangan berkurang serta pendapatan kerajaan dari hasil pajak menjadi turun ataupun berkurang.

2. Adanya serangan dari negara lain

Adanya serangan dari kerajaan lain yang berada di sekitar kerajaan sriwijaya itu sendiri. Salah satu kerajaan yang menyerang kerajaan sriwijaya terjadi pada tahun 992 M yaitu dari kerajaan medang, dimana dilakukan oleh Raja Teguh Dharmawangsa yang menyerang wilayah sriwijaya selatan. Pada pada tahun 1017 M juga adanya serangan dari kerajaan Colamandala dari india selatan, dimana kerajaan tersebut menyerang daerah semenanjung malaka. Puncaknya pada tahun 1377 M adanya pendudukan yang dilakukan oleh Kerajaan Majapahit atas seluruh wilayah Kerajaan Sriwijaya, dimana pendudukan yang saat itu dipimpin oleh Adityawarman dilakukan atas perintah dari Gadjah Mada dalam upaya untuk mewujudkan kesatuan dari nusantara.

3. Wilayah Kekuasaan banyak yang melepaskan diri

Faktor lainnya yang menyebabkan Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya adalah banyaknya wilayah kekuasaan dari kerajaan sriwijaya yang melepaskan diri akibat dari lemahnya perekonomian yang disebabkan oleh menipisnya pendapatan dari pajak serta kurang baiknya pemimpin dari kerajaan sriwijaya. Hal ini membuat wilayah-wilayah kekuasaan dari kerajaan sriwijaya sendiri banyak yang melepaskan diri. Selain itu kekuatan militer serta kontrol dari kerajaan sangatlah lemah sehingga wilayah-wilayah yang pada asalnya merupakan taklukan Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan sendiri. Salah satu kerajaan dari salah satu wilayah Kerajaan Sriwijaya yang melepaskan diri yaitu Jambi, Klantan, Pahang serta Sunda. Hal ini membuat keadaan ekonomi dari kerajaan sriwijaya menjadi semakin parah, dimana biasanya kerajaan-kerajaan tersebut memberikan setoran pajak, setelah melepaskan diri setoran pajak tersebut tidak didapatkan lagi oleh Kerajaan Sriwijaya.

4. Pesatnya Perkembangan Agama Islam

Faktor lain yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya yaitu pesatnya perkembangan agama islam. Pesatnya perkembangan islam terjadi di abad 12 M, di mana saat itu pengaruh islam semakin lama semakin berkembang di nusantara. Pada abad 12 M tersebut juga terdapat kerajaan bercorak islam seperti Kerajaan Aceh , Samudra Pasai dan Malaka. Kerajaan-kerajaan tersebut sudah mulai menguasai sebagian wilayah dari kerajaan sriwijaya. Hal inilah yang semakin membuat kerajaan sriwijaya semakin tak berdaya terhadap faktor-faktor perkembangan zaman tersebut.

5. Sektor Militer yang melemah

Faktor terakhir yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya adalah sektor militernya yang semakin lama semakin melemah, sehingga wilayah yang menjadi taklukan dari Kerajaan Sriwijaya satu persatu mulai melepaskan diri. Lemahnya sektor militer ini juga disebabkan karena adanya faktor internal maupun eksternal yang dapat mengganggu kekuatan sektor militer Kerajaan sriwijaya. Dengan lemahnya sektor militer inilah membuat kerajaan lain berani untuk menyerang Kerajaan Sriwijaya.

c. Raja Raja yang Memerintah Di kerajaan Sriwijaya

- Dapunta Hyang Sri Jayanasa
- Sri Indravarman
- Rudra Vikraman
- Maharaja Wisnu Dharmmatunggadewa
- Dharanindra Sanggramadhananjaya
- Samaragrawira
- Samaratungga
- Balaputradewa
- Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
- Hie-tche (Haji)
- Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
- Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
- Sumatrabhumi
- Sangramavijayottungga
- Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
- Rajendra II
- Rajendra III
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
- Srimat Sri Udayadityawarma
- Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa

d. Beberapa Peninggalan Bersejarah Kerajaan Sriwijaya

1. Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo ini ditemukan di sebelah barat Palembang pada tahun 606 SM / 684 M. Berisi tentang Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang mana telah membuat Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk.

2. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan pada tahun 605 SM / 683 SM di Palembang. Prasasti ini berisi ekspansi 8 hari yang dilakukan oleh Dapunta Hyang bersama 20.000 tentara yang akhirnya berhasil menakhlukkan beberapa daerah sehingga kerajaan Sriwijaya menjadi makmur.

3. Prasasti Kota Kapur ini ditemukan di Bangka pada tahun 608 SM / 686 M. Prasasti ini berisi tentang permohonan yang diajukan kepada Dewa untuk meminta keselamatan kerajaan Sriwijaya beserta seluruh rakyatnya.

4. Prasasti Karang Birahi

Prasasti Karang Birahi ini ditemukan pada tahun 608 SM / 686 M di Jambi. Isinya serupa dengan prasasti Kota Kapur.

5. Prasasti Ligor

Prasasti Ligor ditemukan pada tahun 679 SM / 775 M di daerah Tang Genting Kra. Berisi tentang kisah semasa Sriwijaya berada di bawah kekuasaan Darmaseta.

Sejaraah Lengkap Kerajaan Kediri dari Awal Masa Berdirinya hingga Penyebab Runtuhnya Serta Peninggalannya

  Berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan putusan Raja Airlangga selaku pemimpin dari Kerajaan Mataram Kuno yang terakhir. Dia membag...